Opus Nuclei's Garden

Powered by 🌱Roam Garden

Buku Saku Pengelolaan Pasien Cedera Kepala

Author:: FK UNPAD

1. Cedera Kulit Kepala

Apa saja lapisan kulit kepala (SCALP)?

Skin, Connective Tissue, Aponeurosis, Loose Areolar Tissue, Periosteum

Ceritakan tentang ciri-ciri dan penanganan laserasi yang paling ringan?

Laserasi paling ringan disebut dengan abrasi atau kontusio

Penanganannya cukup dengan membersihkan luka, antibiotik topikal, dan kompres dingin.

Bagaimana kita tahu ini hanya abrasi dan bukan luka yang lebih dalam?

Penelusuran luka; apabila luka merobek lapisan lebih dalam, misalnya akibat pukulan yang keras, dapat menyebabkan perdarahan subgaleal (diantara aponeurosis dan periosteum)

Apa yang terjadi pada perdarahan subgaleal?

Darah mengumpul diantara lapisan Aponeurosis dan Periosteum, yaitu di Loose Areolar Tissue. Perdarahan di area ini dapat menyebabkan sefalhematoma.

Sefalhematoma paling sering terjadi pada usia apa? Kenapa dan bagaimana prosesnya?

Sefalhematoma paling sering terjadi pada usia neonatus; disebabkan karena pada proses melahirkan, baik normal maupun caesar, ada pembuluh darha yan robek sehingga darah berkumpul di ruang ini. Pada proses melahirkan normal, proses pervaginam mengharuskan kepala bayi merapat sehingga dapat merobek kapiler; pada caesar penggunaan forcept atau extractor juga dapat menyebabkan robeknya pembuluh darah.

Apa saja yang perlu dipantau dari sefalhematoma? Apa tatalaksana-nya?

Perlu melihat hematokrit dan bilirubin; karena sefalhematoma dapat menyebabkan jaundice akibat proses pemecahan sel darah merah.

Sefalhematoma tidak boleh diaspirasi secara rutin karena tidak ada risiko kalsifikasi.

Tidak ada terapi khusus yang dibutuhkan; cukup pantau volume darah dan hiperbilirubinemia.

Pada kasus apa sefalhematoma dapat terjadi di usia selain neonatus?

Pada kasus cedera kepala berat yang mengalami perdarahan epidural, darah dapat terdorong keluar melalui fraktur tulang tengkorak dan menghasilkan akumulasi darah di rongga subgaleal.

Apabila luka terkontaminasi, bagaimana penanganannya?

Jahit satu lapisan saja. Berikan antibiotik. Cek status tetanus.

Buku%20Saku%20Pengelolaan%20Pasien%20Cedera%20Kepala%20b5b515aa9d27418e905d94d872cad4fe/Untitled.png

Perbedaan clean minor dan contaminated wound hanya di pertanyaan kapan terakhir vaksin tetanus, yaitu antara 5 atau 10 tahun. Lalu, perlu dipertimbangkan umur pasien juga. Umur 6 minggu sampai 7 tahun gunakan DPT. Kalau umur 7-9 dan >65, gunakan Td. Di umur 11-64 gunakan Tdap.

2. Fraktur Tulang Tengkorak

Ada beberapa jenis fraktur: linear, kominutif, depressed, compound Apa ciri khas masing-masing?

Fraktur linier adalah fraktur paling sering, lebih dari 70% datang ke IGD karena fraktur linier dengan hematoma intrakranial.

Pada pasien dengan hematoma epidural, ditemukan lebih dari 90% mengalami fraktur tengkorak.

Fraktur linier, sesuai dengan namanya, menghasilkan fraktur yang berbentuk garis lurus dengan batas paralel.

Fraktur yang menghasilkan fragmen-fragmen disebut fraktur kominutif, kalau fragmen tersebut ada yang terdorong, menekan, atau merobek duramater dan jaringan otak di bawahnya, disebut fraktur depressed.

Fraktur compound adalah fraktur yang melibatkan sinus paranasal, laserasi kulit kepala, atau rongga telinga tengah.

Kenapa ada yang disebut growing skull fracture? Apa penyebabnya?

Akibat pulsasi LCS di bawahnya, fraktur tulang tengkorak dapat meluas, maka itu disebut growing. Biasanya terjadi pada anak-anak. Ketika duramater robek, dapat terjadi herniasi arakhnoid ke dalam garis fraktur.

Apa yang disebut diastasis?

Diastasis adalah fenomena fraktur linier yang mencapai sutura, sehingga memisahkan sutura.

2.1 Tatalaksana

Fraktur linier pada umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Kapan harus ditangani? Apa alasannya?

Harus diperiksa lebih lanjut kalau kita curiga ada growing skull fracture, artinya terutama harus diwaspadai pada anak-anak — perlu dilakukan pemeriksaan ulang.

Pada fraktur compound, mengapa harus dilakukan debridemen?

Debridemen menyeluruh diperlukan untuk mencegah osteomyelitis atau infeksi kulit kepala.

https://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S2468548818300298-gr1.jpg

Apa yang terjadi pada pasien di atas?

Kelainan di atas disebut Pott's puffy tumor, yaitu komplikasi akibat dari fraktur compound yang menyebabkan osteomielitis dan abses akibat dari infeksi.

Kapan debridemen dilakukan di ruang operasi dan bukan di IGD?

Jika luka relatif bersih dan pasien kooperatif, luka dapat dibersihkan di IGD. Namun apabila pasien iritatif, misalnya pada anak-anak, dan kontaminasi sangat kotor, debridemen dilakukan di ruang operasi.

Bagaimana hubungan antara fraktur depressed dan fraktur compound?

Fraktur depressed dapat tertutup maupun compound. Fraktur depressed yang <5mm hanya perlu diobservasi. Pada seminar 1st Brains di Riau, salah satu cara menilainya juga adalah dengan tabula. Apabila fraktur depressed nya melebihi panjang 1 tabula, maka perlu dioperasi.

Bagaimana dengan fraktur depressed compound?

Biasanya ditangani dengan operasi walaupun lukanya terlihat bersih karena seringkali ada kotoran dan rambut yang masuk. Insisi biasanya dilakukan tergantung posisi luka dimana, namun prinsipnya adalah insisi curvilinier.

Apa itu burr hole? Bagaimana posisi burr hole pada penanganan fraktur depressed compound?

Burr holes are small holes that a neurosurgeon makes in the skull. Burr holes are used to help relieve pressure on the brain when fluid, such as blood, builds up and starts to compress brain tissue. A layer of thin tissues called meninges surround and help protect the brain. — Johns Hopkins Medicine

Burr hole pada fraktur depressed compound umumnya berdampingan dengan daerah fraktur depresi.

Bagaimana teknik penutupan duramater?

Menggunakan teknik watertight → mencegah CSF leakage.

Bagaimana dengan insidensi epilepsi pascatrauma?

Karena insidensinya cukup tinggi, yaitu mencapai 15%, beberapa dokter bedah saraf memberikan obat antikejang jangka panjang. Beberapa dokter lain hanya memberikan obat antikejang kalau terdapat risiko tinggi, misalnya pada robekan hingga duramater.

https://prod-images-static.radiopaedia.org/images/30327417/56680982756756f3ebc66380591a6c_gallery.jpeg

Fraktur apakah gambar di atas

Fraktur yang disebut ping-pong fracture atau greenstick fracture. Biasanya terjadi pada bayi. Apabila terjadi di frontal, walaupun frakturnya <5mm, perlu dipertimbangkan aspek kosmetik.

2.2 Fraktur basis cranii

Bagaimana perbedaan dalam mendiagnosis fraktur basis cranii dengan fraktur tengkorak?

Fraktur basis cranii kurang terlihat melalui radiologi, namun lebih mudah dibedakan secara klinis. Seringkali melibatkan bagian petrosus dari os temporal.

Tanda yang khas: otorea, rhinorea, hemotimpanum.

Mengapa pada fraktur basis cranii dapat terjadi tuli? Tulis jenis apa?

Tuli konduktif, akibat dari rantai osikuler di telinga tengah terganggu, antara karena cairan LCS atau ada pergeseran tulang.

Namun, tuli perseptif juga bisa terjadi apabila terjadi kerusakan pada saraf kranial VIII.

Saraf apa yang dapat mengalam paralisis karena fraktur basis cranii?

Paralisis dapat terjadi pada saraf facialis, saraf vestibulocochlearis, bahkan occulomotor.

Mengapa N.III dapat rusak juga?

Apabila fraktur dari os temporal memanjang hingga ke foramen magnum, maka dapat melukai pembuluh darah atau saraf yang keluar dari batang otak, salah satunya N.III

Tanda yang terlihat adalah pada otot extraocular; apabila N.III rusak, maka mata pasien ipsilateral akan melihat ke infero-lateral.

Bagaimana penggunaan antibiotik pada kasus fraktur basis cranii?

Tidak ada bukti yang adekuat untuk memberikan antibiotik pada pasien fraktur basis cranii WALAUPUN ada bukti CSF leakage.

Sumber:

Ratilal, Bernardo O; Costa, João; Pappamikail, Lia; Sampaio, Cristina; Ratilal, Bernardo O (2015). "Antibiotic prophylaxis for preventing meningitis in patients with basilar skull fractures". The Cochrane Database of Systematic Reviews. 4 (4): CD004884. doi:10.1002/14651858.CD004884.pub4. PMID 25918919

Nellis, JC; Kesser, BW; Park, SS (January 2014). "What is the efficacy of prophylactic antibiotics in basilar skull fractures?". The Laryngoscope. 124 (1): 8–9. doi:10.1002/lary.23934. PMID 24122671.

Apa kemungkinan terburuk yang perlu diperhatikan pada fraktur os temporal?

Apabila fraktur temporal terjadi pada bagian petrosus dapat menyebabkan gangguan carotid canal, terutama berbahaya pada a. karotis interna. Akibatnya dapat terjadi diseksi, oklusi atau pseudoaneursym.

Fraktur apa yang paling sering pada os temporal?

Lebih dari 80% fraktur longitudinal (mengikuti alur tulang) dan dapat melukai membran timpani dan nervus facialis.

Apa yang terjadi jika fraktur os temporal memanjang ke arah posterior? Bagian apa saja yang berpotensi rusak?

Sinus sigmoid rawan mengalami ruptur, sehingga darah dapat mengisi air cells di mastoid sehingga menyebabkan tanda di postaurikuler yang disebut sebagai Battle sign.

Kapan Battle sign muncul setelah kecelakaan?

24-48 jam setelah terjadinya fraktur.

Apa yang terjadi jika fraktur os temporal memanjang secara tranversal?

Biasanya menyebabkan keadaan mati mendadak. Namun hal ini jarang terjadi. Apabila terjadi, ada kemungkinan 50% saraf kranialis rusak atau terganggu. Fraktur yang tranverse ini berisiko menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di basis krani, maka itu mortalitasnya tinggi.

Selain itu, dapat ditemukan juga pasien mengalami masalah keseimbangan dan tuli perseptif.

Dari lokasi fraktur basis cranii, manakah lokasi yang paling sering mengalami fraktur?

Fraktur basis cranii Anterior.

Mengapa terjadi rhinorea pada fraktur basis cranii anterior? Mengapa pada fraktur basis cranii media bisa juga terjadi rhinorea?

Duramater yang robek menyebabkan LCS bocor ke sinus paranasal, atau karena fraktur basis cranii media, LCS memenuhi telinga tengah, setelah penuh — mengalir ke hidung melalui tuba eustachius sehingga menyebabkan rhinorea.

Mengapa terjadi Racoon's eyes?

Karena sinus venosus anterior yang robek, aliran darah mengisi jaringan periorbital.

Bagaimana membedakan adanya trauma langsung pada okular atau Racoon's eyes yang akibat fraktur basis cranii?

Lihat perdarahan subkonjungtiva. Apabila tidak ada, maka bukan trauma langsung pada okular.

Apa komplikasi yang dapat disebabkan fraktur basis cranii?

Meningitis dan cedera saraf kranialis. Oleh karena cedera saraf kranialis baru dapat diketahui beberapa hari setelah fraktur, maka setiap pasien dianjurkan untuk rawat dan observasi. Untuk pasien Bell's palsy traumatika, dokter-dokter merekomendasikan untuk dekompresi nervus facialis. Namun beberapa dokter lain menyarankan untuk konservatif saja.

Additional information

Bagimana tanda-tanda Bell's Palsy? Apa pemeriksaan neurologis yang harus dikerjakan?

Symptoms of facial nerve damage or facial paralysis are usually one-sided, but damage to both sides of the skull can occur in rare circumstances. The symptoms will be as follows:

Difficulty or inability to carry out a range of facial movements and/or expressions, such as smiling, whistling and frowning.

Difficulty chewing food, or losing food from the corner of the mouth.

Difficulty drinking, with fluids leaking from the corner of the mouth.

Difficulty speaking.

Difficulty or inability to blink or close the affected eye.

Bagaimana kalau terjadi Bell's Palsy? Apa yang harus diberikan pada pasien?

Selain konservatif, yang perlu dijelaskan adalah opsi prosedur pembedahan apabila dibutuhkan. Namun sementara, evaluasi kelopak mata. Apabila pasien tidak bisa menutup mata dengan sempurna, berikan air mata buatan untuk mencegah mata kering dan berkembang menjadi keratitis.

3. Cedera Intrakranial

3.1 Konkusi

Ada dua jenis amnesia, apa saja? Mengapa membedakan kedua hal ini penting?

Amnesia retrograde dan amnesia anterograde

Membedakan keduanya penting karena berhubungan dengan klasifikasi derajat keparahan konkusi — dan pada akhirnya memengaruhi tatalaksana.

Bagaimana mekanisme pingsan pada pasien konkusi?

Sampai sekarang tidak bisa dibuktikan adanya lesi patologi yang terisolasi, namun idenya adalah adanya diskoneksi fisiologis antara korteks dan batang otak.

Ada berapa derajat konkusi?

Derajat 1: pasien bingung sementara, lalu segera kembali ke kesadaran awal tanpa amnesia

Derajat 2: menimbulkan kebingunan yang lebih mendalam, serta amnesia pascatrauma

Derajat 3: menimbulkan kebingungan yang sangat berat pada awalnya, serta amnesia pascatrauma dan retrograde.

Derajat 4 (konkusi klasik): menimbulkan kehilangan kesadaran singkat, periode kebingungan yang bervariasi, amnesia pascatrauma dan retrograde.

Bagaimana penanganan awalnya?

Semua pasien dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologis. Amati periode kebingungannya hingga berlalu.

Pemeriksaan apa saja yang diperlukan?

Ada yang menyarankan untuk radiologi tulang tengkorak rutin, ada juga yang menyarankan xray cervical spine. Pemeriksaan lab menyesuaikan kondisi pasien

Kapan pasien tidak boleh pulang?

Apabila ada caretaker yang dapat dipercaya, edukasi mengenai lembar instruksi cedera kepala dan tanda-tanda berbahaya yang memerlukan penanganan segera kembali ke RS dalam 24 jam pertama, pasien boleh dipulangkan.

Jika periode kebingungan masih ada, radiografi positif, dan tidak ada orang yang dapat dipercaya, maka pasien dirawat untuk mengetahui kondisinya selama 24 jam ke depan. Pencegahan ini sangat penting karena pada cedera kepala ringan pun, sewaktu-waktu dapat terjadi perdarahan intrakranial dan keadaan pasien dapat memburuk dengan cepat.

Apa itu sindrom postkonkusi?

Sebagian kecil pasien datang kembali dengan keluhan sakit kepala persisten, muntah, sulit berkonsentrasi, memori buruk, insomnia, dan depresi. Hal seperti ini membutuhkan penanganan neurologist dan pemeriksaan CT Scan untuk mengetahui keadaannya lebih lanjut.

Tidak ada terapi khusus, namun perlu edukasi dan penanganan simtomatik.

3.2 Hematoma Epidural

3.3 Hematoma Subdural

3.4. Tatalaksana Awal dan Evaluasi

3.5 Tatalaksana Operasi

3.5.1 Hematoma Intrakranial Akut

3.5.2 Hematoma Subdural Kronik

3.6 Tatalaksana Konservatif

3.6.1 Observasi Tekanan Intrakranial

3.6.2 Perawatan Intensif

3.6.3 Koma Barbiturat

3.6.4 Cortical Evoked Potentials

4. Pertukaran Respirasi pada Cedera Kepala

5. Metabolisme Air dan Elektrolit pada Cedera Kepala

6. Lesi Traumatik Serebrovaskular

6.1 Aneurisma

6.2 Fistula Kavernosa Karotis

7. Prognosis

Buku Saku Pengelolaan Pasien Cedera Kepala